Pantai Dreamland Bali


Pantai Dreamland Bali terletak di daerah bernama Pecatu, Pantai dengan tebing – tebing menjulang tinggi dan pasir putih ini dulunya sempat akan didirikan perumahan dan objek wisata tapi karena terhambat sesuatu hal maka pembangunannya-pun tertunda, karena itulah warga sekitar menjulukinya sebagai tanah impian / dreamland. Sewaktu saya berkunjung ke Dreamland panas terik matahari memang terasa membakar kulit terlebih lagi saya hanya menggunakan motor untuk menuju ke sana. Kalau dari arah Kuta, teman – teman bisa langsung menuju Bali bagian selatan dimana dalam satu kali jalan kalian dapat berkunjung lebih dari satu objek wisata yaitu, Garuda Wisnu Kencana, Pantai Dreamland Bali, dan tentu saja Pura Luhur Uluwatu.

Kesan “aneh” memang terasa ketika saya memasuki gerbang karena bukannya seperti mau masuk ke daerah pantai tapi lebih menyerupai perumahan elit, setalah saya lihat ternyata memang kawasan Pantai Dreamland Bali berada dalam satu kompleks dengan Kuta Golf Link Resort, lihat saja pintu gerbang besar bernuansa yang bertuliskan Pecau Indah Resort. Sayapun bergegas memacu motor saya tentunya setelah melewati gardu satpam, jangan khawatir teman – teman untuk masuk ke kawasan ini Gratis kok hanya cukup siapkan uang untuk retribusi parkir saja. Perjalanan sampai area Pantai Dreamland cukup jauh, mungkin bisa sampai 2 – 3 km tapi karena jalanan sangat sepi jadi tidak akan memakan terlalu banyak waktu.

Kesan tidak terawat di salah satu area parkir motor juga jelas terlihat, memang kata petugas saya diarahkan untuk bisa parkir di area yang lebih dekat dengan Pantai Dreamland dengan membayar retribusi sebesar Rp. 5.000,- daripada saya harus parkir di tempat khusus tapi saya masih harus membayar parkir + shuttle car dari parkiran ke pantai yang katanya lebih dari Rp. 5.000,-. Yaaa…kalau dipikir make sense juga sih, tapi parkir motor dekat dengan tempat sampah itu yang menurut saya tidak sepantasnya, tadinya saya pikir cuma saya saja yang parkir tapi ternyata tidak, mulai dari wisatawan domestik sampai bule – bule blonde juga parkir di tempat yang sama, tapi overall kesan pertama masuk ke Dreamland memang aneh selain saya baru pertama kalinya.

Setelah mempersiapkan kamera, saya langsung berjalan kurang lebih 100 meter untuk masuk ke kawasan Pantai Dreamland, dari jauh sudah mulai tercium bau dupa dan sesaji, wah…ini baru Bali dan sensasi seperti ini yang memang saya rindukan setelah 9 tahun tidak berkunjung ke kota yang bahkan dikenal orang hingga sampai ujung dunia. Ada pura kecil sebagai tempat persembahan yang saya lihat di ujung jalan, dan di dalamnya ada 2 wanita yang sedang membawa sesaji sekaligus memanjatkan doa kepada sang penguasa. Inilah Bali, tempat yang benar – benar menjaga kelestarian adat, budaya, serta agama yang mayoritas mereka anut, seterkenal apapun Bali bau dupa masih akan selalu tercium di setiap sudut kota.

Sebagai sebuah tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik dari mancanegara maupun domestik di area Pantai Dreamland Bali juga terdapat beberapa kios – kios penjual baju, topi, kain sarung bali, hingga asesoris – asesoris menarik lainnya. Tidak perlu khawatir karena harga – harga masih dapat ditawar terutama jika teman – teman membeli lebih dari satu macam barang di toko yang sama.

Lelah melihat banyaknya orang yang tawar menawar cenderamata, mata saya pun akhirnya tertuju lurus ke depan dimana sudah terlihat sebuah pantai indah dan eksotis yang kita kenal dengan nama Pantai Dreamland. Sungguh pemandangan yang belum pernah saya rasakan karena pantai ini terlihat sangat bersih dengan banyak awan putih menghiasi langit biru, bahkan dari kejauhan sayup – sayup saya mendengar dua orang bule berteriak “Wowwww…..Amazing Beach !!!” , bangga rasanya jadi orang Indonesia ketika kekayaan bangsa kita ini dipuji orang lain. Saya pun mempercepat langkah saya untuk segera menuju ke tepi pantai yang masih berjarak 100 meter dari tempat saya berdiri melihat toko cenderamata.

Sesampainya di pantai saya sempat tertegun lagi melihat pemandangan alam yang indah ini, dan saat ini di dekat saya sudah banyak kursi – kursi dengan payung yang digunakan oleh para wisatawan asing untuk berjemur ataupun tiduran sambil menikmati keindahan Pantai Dreamland. Teman – temanpun bisa mencoba sensasi tiduran di atas kursi panjang yang dilekangkapi payung dengan membayar sewa Rp. 25.000,-/kursi dan saya pun langsung menyewa 1 kursi lalu bersantai sejenak sambil terus menerus menekan shutter kamera saya untuk mengabadikan karya tuhan yang sungguh luar biasa ini.


Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *